ACARA
I
PENGATURAN
JARAK TANAM
A.
Pelaksanaan Praktikum
Praktikum dilaksanakan
pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 01 Oktober 2014
Tempat : Kebun Percobaan Wedomartani, Ngemplak, Sleman,
Yogyakarta.
B.
Tujuan
1.
Mengetahui kebutuhan ruang
untuk tumbuh dan berkembang tanaman.
2.
Mengetahui luasan minimal yang
dibutuhkan tanaman agar tanaman mampu berproduksi.
C.
Dasar Teori
Produk pertanian merupakan kebutuhan primer
bagi manusia untuk bertahan hidup karena mayoritas sumber makanan yang mereka
konsumsi adalah produk pertanian. Seiring bertambahnya penduduk di Indonesia maka kebutuhan pangan
juga semakin meningkat setiap tahunnya, namun hal tersebut berbanding terbalik
dengan produktivitas pertanian saat ini. Sehingga untuk mencukupi kebutuhan
pangan tersebut maka berbagai upaya dilakukan, salah satunya dengan melakukan
impor, hal tersebut dilakukan karena rendahnya produktivitas pertanian.
Penyebab dari rendahnya produktivitas pertanian di Indonesia saat ini dikarena
oleh berbagai faktor, salah satunya penggunaan jarak tanam yang salah, para
petani kita cenderung menganggap bahwa semakin sempit jarak tanam maka hasil
akan semakin banyak karena akan semakin banyak populasi tanaman yang ditanam.
Jarak tanam adalah pola pengaturan
jarak antar tanaman dalam bercocok tanam yang meliputi jarak antar baris dan
deret. Jarak tanam akan berpengaruh terhadap produksi pertanian
karena berkaitan
dengan ketersediaan unsur hara, cahaya matahari serta ruang atau space bagi
tanaman. Sehingga untuk mengatasi masalah pada sistem budidaya misalnya jarak
penanaman perlu adanya suatu teknologi
dan inovasi baru dalam produksi pertanian, yaitu dengan menggunakan pola baru
dalam budidaya tanaman (Anonim, 2013).
Jarak tanam berpengaruh nyata terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, terutama terhadap tinggi tanaman, leaf
area index, jumlah umbi atau polong atau biji per petak. Pengaturan jarak tanam
yang tepat diperlukan untuk pertumbuhan dan produksi. Perlakuan jarak tanam
yang rapat menghasilkan tanaman yang lebih tinggi. Semakin rapat jarak tanam
maka laju pertumbuhan tinggi tanaman akan semakin besar, akibatnya tanaman
mempunyai tajuk yang tinggi. Pertumbuhan tinggi tanaman yang pesat disebabkan
oleh ruang tumbuh yang sempit sehingga kompetisi cahaya antar individu semakin
besar ( Aliudin, 1995).
Anggapan serta opini petani kita dalam
menerapkan pola tanam khususnya pengaturan jarak tanam saat ini cenderung salah
yaitu menganggap bahwa semakin sempit jarak tanam maka hasil akan semakin
banyak karena akan semakin banyak populasi tanaman yang ditanam. Untuk
menangani rendahnya produtifitas pertanian saat ini, maka perlu suatu teknologi dan inovasi dalam
meningkatkan produksi pertanian khususnya masalah jarak tanam, sebab tidak
idealnya jarak tanam dalam budidaya pertanian dapat mengakibatkan beberapa hal,
diantaranya yaitu :
1.
Terjadinya persaingan, yang meliputi beberapa aspek
diantaranya penyerapan unsur hara, air serta cahaya matahari untuk
fotosintesis.
2.
Ruang bagi tanaman, selain unsur hara dan faktor diatas
tanaman juga memerlukan ruang atau spece untuk melangsungkan hidupnya sehingga
tidak terjadi tumpang-tindih antar dahan tanaman.
Akibat persaingan dan tidak adanya
space tersebut maka proses pertumbuhan seperti fotosintesis dan perkembangan
dahan akan terhambat, hal tersebut dikarenakan unsur hara, air maupun cahaya
merupakan kebutuhan mutlak bagi tanaman dalam proses fotosintesisnya. Sedangkan
tanpa adanya space maka dahan akan bertabrakan sehingga perkembangannya akan
terganggu (Azwir, 2008).
Jarak
tanam merupakan pengaturan pertumbuhan dalam satuan luas yang patut
diperhitungkan tapi jarang diperhatikan oleh petani. Jarak tanam sangat erat
kaitannya dengan jumlah anakan yang akan dihasilkan. Ini berarti jarak tanam
erat kaitannya dengan jumlah hasil yang akan diperoleh dalam sebidang tanah.
Karena itu pengaturan jarak tanam perlu diperhatikan untuk memenuhi sasaran
agronomi yaitu produksi yang maksimal (Rubatzky,1998).
Pemanfaatan
potensi sumberdaya lahan setempat secara optimal bagi tujuan pembangunan
pertanian berkelanjutan dan salah satunya adalah dengan penerapan teknologi
pengaturan jarak tanam. Keunggulan sistem ini dapat mempengaruhi populasi
tanaman, efesien dalam penggunaan cahaya, menekan perkembangan hama penyakit
dan mengurangi kompetisi tanaman dalam penggunaan air dan unsur hara. Upaya
peningkatan produksi tanaman perluasan tertentu dapat dilakukan dengan
meningkatkan populasi tanaman dengan jarak tanam turut mempengaruhi produktivitas
tanaman. Kerapatan atau ukuran populasi tanaman sangat penting untuk memperoleh
hasil yang optimal, tetapi bisa terjadi persaingan dalam hara, air dan ruang
tumbuh serta mengurangi perkembangan tinggi dan kedalaman akar tanaman. Pengaturan
populasi tanaman melalui pengaturan jarak tanam pada suatu tanaman akan
mempengaruhi keefisienan tanaman dalam memanfaatkan matahari dan pesaingan
tanaman dalam pemanfaatan hara dan air yang pada akhirnya akan mempengaruhi
pertumbuhan dan produksi tanaman. Dengan pengaturan jarak tanam yang baik, maka
pemanfaatan ruang yang ada bagi pertumbuhan tanaman dan kapasitas penyangga
terhadap peristiwa yang merugikan dapat diefesienkan (Musa et.al, 2007).
D.
Alat dan Bahan
1.
Benih kangkung
2.
Pupuk kandang
3.
Cangkul
4.
Garu
5.
Tugal
6.
Mal jarak tanam
E.
Cara Kerja
1.
Membuat bedengan masing-masing
seluas 200 cm x 200 cm sebanyak 2 buah bedengan.
2.
Memberi pupuk organik
secukupnya dan mencampurkan pupuk dan tanah dengan merata.
3.
Cara menanam adalah sebagai
berikut :
a.
Melubangi lahan dengan
menggunakan tugal dengan jarak tanam 10 cm x 10 cm dan 15 cm x 15 cm (untuk
membuat jarak tanamnya menggunakan mal jarak tanam).
b.
Memasukkan furadan dan benih
kangkung kedalam lubang sebanyak 3 buah benih setiap lubangnya , kemudian
menutupnya dengan tanah.
c.
Melakukan penyiraman minimal 1
kali dalam sehari, yaitu pada pagi hari atau sore hari. Penyiraman ini
dilakuakan agar pertumbahan tanaman yang diteliti tidak terganggu, dan produksi
yang dihasilkan lebih banyak.
d.
Melakukan penyiangan ketika
tanaman yang diteliti ditumbuhi gulma, penyiangan dilakukan secara manual
dengan mencabut setiap gulma yang tumbuh disekitar tanaman yang diteliti.
e.
Melakukan penyulaman 1 minggu setelah tanam apabila terjadi
kematian pada salah satu tanaman yang diteliti, yaitu dengan cara mengambil
tanaman dari tempat atau lahan tersendiri yang memang disediakan untuk tanaman
sulaman, kemudian ditanam ditempat tanaman yang mati.
f.
Memberi pupuk pada tanaman yang
diteliti guna menambah hara tanah agar tanaman kangkung dapat tumbuh dan
berproduksi dengan baik. Jenis pupuk yang diberikan sesuai dengan fase
pertumbuhannya dan dengan kadar yang sesuai. Pemupukan dilakukan dengan cara
menabur pupuk disekitar tanaman.
g.
Mengendalikan hama dan penyakit
apabila tanaman terserang oleh hama atau penyakit, yaitu dilakukan dengan cara
mekanik maupun kimia. Secara mekanik yaitu dengan mengusir atau membuang
langsung hama yang ada pada tanaman seperti ulat misalnya. Kemudian untuk
pengendalian terhadap penyakit dapat dilakukan dengan cara kimia yaitu dengan
memberikan pestisida.
F. Data dan Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Sample
Tanaman Kangkung dengan Jarak Tanam 10 cm x 10 cm
Sample
|
Jumlah Daun (helai)
|
Tinggi (cm)
|
Berat (gram)
|
I
|
28
|
60
|
37
|
II
|
15
|
58
|
20
|
III
|
15
|
58
|
23
|
Tabel 1.2 Sample Tanaman Kangkung dengan Jarak Tanam
15 cm x 15 cm
Sample
|
Jumlah Daun (helai)
|
Tinggi (cm)
|
Berat (gram)
|
I
|
17
|
55
|
17
|
II
|
19
|
47
|
33
|
III
|
11
|
59
|
34,5
|
G.
Pembahasan
Tinggi tanaman, dari hasil pengamatan
yang diperoleh pada tinggi tanaman, didapati hasil yang tertinggi pada sample I
yaitu dengan jarak tanam 10 cm x 10 cm, dengan rata- rata tinggi tanaman 58,6 cm
dibanding dengan jarak tanam 15 cm x 15 cm dengan rata-rata tinggi 53,6 cm. Ini
menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam 10 cm x 10 cm lebih baik untuk
pertumbuhan tinggi saja dibandingkan dengan perlakuan lainnya yaitu 15 cm x 15
cm. Hal tersebut dikarenakan jarak tanam yang lebih rapat
antara daun sesama
tanaman saling menutupi akibatnya
pertumbuhan tanaman akan tinggi
memanjang karena bersaing dalam mendapatkan cahaya sehingga akan menghambat
proses fotosentesis dan produksi tanaman tidak optimal.
Sedangkan
pada jumlah daun, hasil yang terbanyak juga pada sample I, yaitu dengan jarak
tanam 10 cm x 10 cm, dengan rata - rata jumlah daun 19 helai dibanding dengan
rata-rata jumlah daun pada jarak tanam 15 cm x 15 cm yaitu 15 helai. Ini
menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam 10 cm x 10 cm lebih baik untuk
perbanyakan daun dibandingkan dengan perlakuan lainnya yaitu 15 cm x 15 cm.
Berat tanaman, dari data yang telah
diperoleh sample tanaman yang mencapai berat tertinggi adalah pada jarak tanam
15 cm x 15 cm yaitu 37 gram dan dengan berat rata-rata 28,1 gram dibanding
dengan pada jarak tanam 10 cm x 10 cm dengan rata-rata berat sample 26,6 gram.
Hal tersebut menunjukkan bahwa tanaman pada jarak tanam 15 cm x 15 cm lebih
subur, tumbuh dengan baik dan volumenya lebih besar. Hal tersebut dikarenakan
jarak tanam yang lebih jarang dibandingkan dengan yang lainnya, dan menyebabkan
persaingan diantara tanaman, baik itu berupa unsur hara, oksigen, ruang tumbuh,
dan lainnya lebih sedikit dibandingkan jarak tanam yang lebih rapat, dan
berakibat tumbuhan tersebut pertumbuhannya lebih bagus dibandingkan dengan
jarak tanam yang lebih rapat. Tanaman lebih banyak menyerap unsur hara yang ada
didalam tanah.
H.
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1.
Setiap tanaman membutuhkan
ruang yang berbeda-beda untuk tumbuh dan berkembang.
2.
Setiap tanaman mempunyai luasan
minimal untuk mampu berproduksi secara optimal.
3.
Semakin jarang jarak tanam yang
digunakan untuk menanam, maka persaingan antar tanaman dalam memperebutkan
cahaya dan unsur hara semakin sedikit.
4.
Semakin rapat jarak tanam yang
digunakan untuk menanam, maka persaingan antar tanaman dalam memperebutkan
cahaya dan unsur hara semakin besar sehingga mengakibatkan etiolasi pada
tanaman.
I.
Daftar Pustaka
Aliudin. 1995. Sayuran
Khasiat Makanan dan Ubatan. Shamelin Perkasa. Kuala Lumpur Plantus, 1995.
Kangkung si-Anti Racun. Utkampus. Bandung.
Anonim.2013. Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Produktivitas Tanaman Holtikultura. http://rezer
adt.blogspot.com. Diakses pada tanggal 10 November 2014 pukul
19.30 WIB.
Azwir. 2008.
Sistem Tanam Legowo dan Pemberian P-Stater pada Padi Sawah Dataran Tinggi.
Jurnal
Akta Agrosia
Vol. 11 No.2.
Musa Y., Nasaruddin, M.A. Kuruseng, 2007. Evaluasi produktivitas jagung melalui pengelolaan populasi tanaman, pengolahan
tanah, dan dosis pemupukan. Jakarta : Pustaka Karya.
Rubatzky.1998. Pengaruh
Kekurangan Nutrisi Pada Pertumbuhan Tanaman kangkung air. Universitas
Cendrawasi. Jayapura. http://id.wikipedia.org
Diakses pada tanggal 10 November 2014 pukul 20.00 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar