Rabu, 31 Desember 2014

Laporan Praktikum TBT Smt 1 "PENGATURAN JARAK TANAM"


ACARA I
PENGATURAN JARAK TANAM

A.      Pelaksanaan Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada :
Hari             :   Rabu
Tanggal       :   01 Oktober 2014
Tempat        :   Kebun Percobaan Wedomartani, Ngemplak, Sleman,
    Yogyakarta.
B.       Tujuan
1.      Mengetahui kebutuhan ruang untuk tumbuh dan berkembang tanaman.
2.      Mengetahui luasan minimal yang dibutuhkan tanaman agar tanaman mampu berproduksi.
C.      Dasar Teori
Produk pertanian merupakan kebutuhan primer bagi manusia untuk bertahan hidup karena mayoritas sumber makanan yang mereka konsumsi adalah produk pertanian. Seiring bertambahnya penduduk di Indonesia maka kebutuhan pangan juga semakin meningkat setiap tahunnya, namun hal tersebut berbanding terbalik dengan produktivitas pertanian saat ini. Sehingga untuk mencukupi kebutuhan pangan tersebut maka berbagai upaya dilakukan, salah satunya dengan melakukan impor, hal tersebut dilakukan karena rendahnya produktivitas pertanian. Penyebab dari rendahnya produktivitas pertanian di Indonesia saat ini dikarena oleh berbagai faktor, salah satunya penggunaan jarak tanam yang salah, para petani kita cenderung menganggap bahwa semakin sempit jarak tanam maka hasil akan semakin banyak karena akan semakin banyak populasi tanaman yang ditanam.
Jarak tanam adalah pola pengaturan jarak antar tanaman dalam bercocok tanam yang meliputi jarak antar baris dan deret. Jarak tanam akan berpengaruh terhadap produksi pertanian karena berkaitan dengan ketersediaan unsur hara, cahaya matahari serta ruang atau space bagi tanaman. Sehingga untuk mengatasi masalah pada sistem budidaya misalnya jarak penanaman  perlu adanya suatu teknologi dan inovasi baru dalam produksi pertanian, yaitu dengan menggunakan pola baru dalam budidaya tanaman (Anonim, 2013).
Jarak tanam berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman, terutama terhadap tinggi tanaman, leaf area index, jumlah umbi atau polong atau biji per petak. Pengaturan jarak tanam yang tepat diperlukan untuk pertumbuhan dan produksi. Perlakuan jarak tanam yang rapat menghasilkan tanaman yang lebih tinggi. Semakin rapat jarak tanam maka laju pertumbuhan tinggi tanaman akan semakin besar, akibatnya tanaman mempunyai tajuk yang tinggi. Pertumbuhan tinggi tanaman yang pesat disebabkan oleh ruang tumbuh yang sempit sehingga kompetisi cahaya antar individu semakin besar ( Aliudin, 1995).
Anggapan serta opini petani kita dalam menerapkan pola tanam khususnya pengaturan jarak tanam saat ini cenderung salah yaitu menganggap bahwa semakin sempit jarak tanam maka hasil akan semakin banyak karena akan semakin banyak populasi tanaman yang ditanam. Untuk menangani rendahnya produtifitas pertanian saat ini,  maka perlu suatu teknologi dan inovasi dalam meningkatkan produksi pertanian khususnya masalah jarak tanam, sebab tidak idealnya jarak tanam dalam budidaya pertanian dapat mengakibatkan beberapa hal, diantaranya yaitu :
1.         Terjadinya persaingan, yang meliputi beberapa aspek diantaranya penyerapan unsur hara, air serta cahaya matahari untuk fotosintesis.
2.          Ruang bagi tanaman, selain unsur hara dan faktor diatas tanaman juga memerlukan ruang atau spece untuk melangsungkan hidupnya sehingga tidak terjadi tumpang-tindih antar dahan tanaman.
Akibat persaingan dan tidak adanya space tersebut maka proses pertumbuhan seperti fotosintesis dan perkembangan dahan akan terhambat, hal tersebut dikarenakan unsur hara, air maupun cahaya merupakan kebutuhan mutlak bagi tanaman dalam proses fotosintesisnya. Sedangkan tanpa adanya space maka dahan akan bertabrakan sehingga perkembangannya akan terganggu  (Azwir, 2008).
Jarak tanam merupakan pengaturan pertumbuhan dalam satuan luas yang patut diperhitungkan tapi jarang diperhatikan oleh petani. Jarak tanam sangat erat kaitannya dengan jumlah anakan yang akan dihasilkan. Ini berarti jarak tanam erat kaitannya dengan jumlah hasil yang akan diperoleh dalam sebidang tanah. Karena itu pengaturan jarak tanam perlu diperhatikan untuk memenuhi sasaran agronomi yaitu produksi yang maksimal (Rubatzky,1998).
Pemanfaatan potensi sumberdaya lahan setempat secara optimal bagi tujuan pembangunan pertanian berkelanjutan dan salah satunya adalah dengan penerapan teknologi pengaturan jarak tanam. Keunggulan sistem ini dapat mempengaruhi populasi tanaman, efesien dalam penggunaan cahaya, menekan perkembangan hama penyakit dan mengurangi kompetisi tanaman dalam penggunaan air dan unsur hara. Upaya peningkatan produksi tanaman perluasan tertentu dapat dilakukan dengan meningkatkan populasi tanaman dengan jarak tanam turut mempengaruhi produktivitas tanaman. Kerapatan atau ukuran populasi tanaman sangat penting untuk memperoleh hasil yang optimal, tetapi bisa terjadi persaingan dalam hara, air dan ruang tumbuh serta mengurangi perkembangan tinggi dan kedalaman akar tanaman. Pengaturan populasi tanaman melalui pengaturan jarak tanam pada suatu tanaman akan mempengaruhi keefisienan tanaman dalam memanfaatkan matahari dan pesaingan tanaman dalam pemanfaatan hara dan air yang pada akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Dengan pengaturan jarak tanam yang baik, maka pemanfaatan ruang yang ada bagi pertumbuhan tanaman dan kapasitas penyangga terhadap peristiwa yang merugikan dapat diefesienkan (Musa et.al, 2007).
D.      Alat dan Bahan
1.    Benih kangkung
2.    Pupuk kandang
3.    Cangkul
4.    Garu
5.    Tugal
6.    Mal jarak tanam
E.       Cara Kerja
1.    Membuat bedengan masing-masing seluas 200 cm x 200 cm sebanyak 2 buah bedengan.
2.    Memberi pupuk organik secukupnya dan mencampurkan pupuk dan tanah dengan merata.
3.    Cara menanam adalah sebagai berikut :
a.    Melubangi lahan dengan menggunakan tugal dengan jarak tanam 10 cm x 10 cm dan 15 cm x 15 cm (untuk membuat jarak tanamnya menggunakan mal jarak tanam).
b.    Memasukkan furadan dan benih kangkung kedalam lubang sebanyak 3 buah benih setiap lubangnya , kemudian menutupnya dengan tanah.
c.    Melakukan penyiraman minimal 1 kali dalam sehari, yaitu pada pagi hari atau sore hari. Penyiraman ini dilakuakan agar pertumbahan tanaman yang diteliti tidak terganggu, dan produksi yang dihasilkan lebih banyak.
d.   Melakukan penyiangan ketika tanaman yang diteliti ditumbuhi gulma, penyiangan dilakukan secara manual dengan mencabut setiap gulma yang tumbuh disekitar tanaman yang diteliti.
e.    Melakukan penyulaman  1 minggu setelah tanam apabila terjadi kematian pada salah satu tanaman yang diteliti, yaitu dengan cara mengambil tanaman dari tempat atau lahan tersendiri yang memang disediakan untuk tanaman sulaman, kemudian ditanam ditempat tanaman yang mati.
f.     Memberi pupuk pada tanaman yang diteliti guna menambah hara tanah agar tanaman kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik. Jenis pupuk yang diberikan sesuai dengan fase pertumbuhannya dan dengan kadar yang sesuai. Pemupukan dilakukan dengan cara menabur pupuk disekitar tanaman.
g.    Mengendalikan hama dan penyakit apabila tanaman terserang oleh hama atau penyakit, yaitu dilakukan dengan cara mekanik maupun kimia. Secara mekanik yaitu dengan mengusir atau membuang langsung hama yang ada pada tanaman seperti ulat misalnya. Kemudian untuk pengendalian terhadap penyakit dapat dilakukan dengan cara kimia yaitu dengan memberikan pestisida.
F.       Data dan Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Sample Tanaman Kangkung dengan Jarak Tanam 10 cm x 10 cm
Sample
Jumlah Daun (helai)
Tinggi (cm)
Berat (gram)
I
28
60
37
II
15
58
20
III
15
58
23

Tabel 1.2 Sample Tanaman Kangkung dengan Jarak Tanam 15 cm x 15 cm
Sample
Jumlah Daun (helai)
Tinggi (cm)
Berat (gram)
I
17
55
17
II
19
47
33
III
11
59
34,5

G.      Pembahasan
Tinggi tanaman, dari hasil pengamatan yang diperoleh pada tinggi tanaman, didapati hasil yang tertinggi pada sample I yaitu dengan jarak tanam 10 cm x 10 cm, dengan rata- rata tinggi tanaman 58,6 cm dibanding dengan jarak tanam 15 cm x 15 cm dengan rata-rata tinggi 53,6 cm. Ini menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam 10 cm x 10 cm lebih baik untuk pertumbuhan tinggi saja dibandingkan dengan perlakuan lainnya yaitu 15 cm x 15 cm. Hal tersebut dikarenakan jarak tanam yang lebih   rapat  antara  daun  sesama  tanaman  saling menutupi akibatnya pertumbuhan tanaman akan  tinggi memanjang karena bersaing dalam mendapatkan cahaya sehingga akan menghambat proses fotosentesis dan produksi tanaman tidak optimal.
Sedangkan pada jumlah daun, hasil yang terbanyak juga pada sample I, yaitu dengan jarak tanam 10 cm x 10 cm, dengan rata - rata jumlah daun 19 helai dibanding dengan rata-rata jumlah daun pada jarak tanam 15 cm x 15 cm yaitu 15 helai. Ini menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam 10 cm x 10 cm lebih baik untuk perbanyakan daun dibandingkan dengan perlakuan lainnya yaitu 15 cm x 15 cm.
Berat tanaman, dari data yang telah diperoleh sample tanaman yang mencapai berat tertinggi adalah pada jarak tanam 15 cm x 15 cm yaitu 37 gram dan dengan berat rata-rata 28,1 gram dibanding dengan pada jarak tanam 10 cm x 10 cm dengan rata-rata berat sample 26,6 gram. Hal tersebut menunjukkan bahwa tanaman pada jarak tanam 15 cm x 15 cm lebih subur, tumbuh dengan baik dan volumenya lebih besar. Hal tersebut dikarenakan jarak tanam yang lebih jarang dibandingkan dengan yang lainnya, dan menyebabkan persaingan diantara tanaman, baik itu berupa unsur hara, oksigen, ruang tumbuh, dan lainnya lebih sedikit dibandingkan jarak tanam yang lebih rapat, dan berakibat tumbuhan tersebut pertumbuhannya lebih bagus dibandingkan dengan jarak tanam yang lebih rapat. Tanaman lebih banyak menyerap unsur hara yang ada didalam tanah.
H.      Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1.      Setiap tanaman membutuhkan ruang yang berbeda-beda untuk tumbuh dan berkembang.
2.      Setiap tanaman mempunyai luasan minimal untuk mampu berproduksi secara optimal.
3.      Semakin jarang jarak tanam yang digunakan untuk menanam, maka persaingan antar tanaman dalam memperebutkan cahaya dan unsur  hara semakin sedikit.
4.      Semakin rapat jarak tanam yang digunakan untuk menanam, maka persaingan antar tanaman dalam memperebutkan cahaya dan unsur hara semakin besar sehingga mengakibatkan etiolasi pada tanaman.
I.         Daftar Pustaka

Aliudin. 1995. Sayuran Khasiat Makanan dan Ubatan. Shamelin Perkasa. Kuala Lumpur Plantus, 1995. Kangkung si-Anti Racun. Utkampus. Bandung.

Anonim.2013. Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Produktivitas Tanaman Holtikultura. http://rezer adt.blogspot.com. Diakses pada tanggal 10 November 2014 pukul 19.30 WIB.

Azwir. 2008. Sistem Tanam Legowo dan Pemberian P-Stater pada Padi Sawah Dataran Tinggi. Jurnal Akta Agrosia Vol. 11 No.2.

Musa Y., Nasaruddin, M.A. Kuruseng, 2007. Evaluasi produktivitas jagung melalui pengelolaan populasi tanaman, pengolahan tanah, dan dosis pemupukan. Jakarta : Pustaka Karya.

Rubatzky.1998. Pengaruh Kekurangan Nutrisi Pada Pertumbuhan Tanaman kangkung air. Universitas Cendrawasi. Jayapura. http://id.wikipedia.org Diakses pada tanggal 10 November 2014 pukul 20.00 WIB.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar