ACARA
V
PEMELIHARAAN
BUAH NAGA
A.
Pelaksanaan Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 08 Oktober 2014
Tempat : Kebun Percobaan Wedomartani, Ngemplak,
Sleman,
Yogyakarta.
B.
Tujuan
1.
Mempraktekkan aplikasi
pemupukan dan pemangkasan buah naga.
2.
Mempraktekkan membuat biopori
untuk pemupukan.
C.
Dasar Teori
Buah naga adalah buah dari beberapa jenis kaktus dari marga Hylocereus dan Selenicereus. Buah ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan namun sekarang juga dibudidayakan di
negara-negara Asia seperti
Taiwan, Vietnam, Filipina, dan Malaysia.
Buah ini juga dapat ditemui di Okinawa, Israel, Australia utara dan Tiongkok
selatan. Hylocereus hanya mekar pada malam hari (Saraswati, 2006).
Morfologi tanaman buah naga terdiri
dari akar, batang, duri, bunga, dan buah. Akar buah naga hanyalah akar serabut yang berkembang dalam tanah pada batang atas sebagai akar gantung. Akar tumbuh di sepanjang batang
pada bagian punggung sirip di sudut batang. Pada bagian duri, akan tumbuh bunga
yang bentuknya mirip bunga Wijayakusuma. Bunga yang tidak rontok berkembang menjadi
buah. Buah naga bentuknya bulat agak lonjong seukuran dengan buah alpukat. Kulit buahnya berwarna merah menyala untuk
jenis buah naga putih dan merah, berwarna merah gelap untuk buah naga hitam,
dan berwarna kuning untuk buah naga kuning. Di sekujur kulit dipenuhi dengan
jumbai-jumbai yang dianalogikan dengan sisik naga. Oleh sebab itu, buah ini disebut buah naga (Suroto, 2003).
Tanaman
buah naga bisa diperbanyak dengan cara generatif maupun
vegetatif.
Cara generatif yaitu memperbanyak tanaman dari biji. Benih diambil dengan cara
mengeluarkan biji dari buah naga terpilih. Cara ini sedikit sulit dan biasanya
dilakukan oleh para penangkar berpengalaman. Cara vegetatif relatif lebih
banyak dipakai karena lebih mudah. Budidaya buah naga dengan cara vegetatif
lebih cepat menghasilkan buah. Selain itu, sifat-sifat tanaman induk bisa
dipastikan menurun pada anaknya. Berikut ini langkah-langkah penyetekkan buah
naga :
1.
Penyetekkan dilakukan terhadap batang atau cabang tanaman yang
pernah berbuah, setidaknya 3 sampai 4 kali. Hal ini berguna agar hasil stek
bisa berproduksi lebih cepat dan produktivitasnya sudah ketahuan dari hasil
buah terdahulu.
2.
Pilih batang yang berdiameter setidaknya 8 cm, keras, tua,
berwarna hijau kelabu dan sehat. Semakin besar diameter batang akan semakin
baik, karena batang tersebut akan jadi batang utama tanaman.
3.
Pemotongan dilakukan terhadap batang yang panjangnya sekitar
80 cm sampai 120 cm. Jangan dipotong semua, sisakan sekitar 20 %, bagian yang
80 % akan dijadikan calon bibit.
4.
Potong-potong batang calon bibit dengan panjang sekitar 20
cm sampai 30 cm. Ujung bagian atas dipotong rata, sedangkan pangkal bawah yang
akan ditancapkan ke tanah dipotong meruncing. Gunanya untuk merangsang
pertumbuhan akar.
5.
Potongan stek harus memiliki setidaknya 4 mata tunas.
Panjang stek bisa lebih pendek namun konsekuensinya akan berpengaruh pada
kecepatan berbuah.
6.
Biarkan batang stek yang telah dipotong-potong tersebut
hingga getahnya mengering. Apabila langsung ditanam getah yang masih basah bisa
menyebabkan busuk batang. Untuk menghindari resiko serangan jamur batang stek
bisa di celupkan pada larutan fungisida.
7.
Siapkan bedengan atau polybag untuk menanam stek-stek
tersebut. Untuk campuran tanah atau media tanamnya silahkan lihat cara membuat
8.
Siram bedengan atau polybag yang telah diisi dengan media
tanam. Kemudian tancapkan bagian yang runcing dari stek kedalam media tanam
sedalam 5 cm.
9.
Berikan naungan atau sungkup untuk melindungi stek tersebut.
Lakukan penyiraman sebanyak 2 hari sampai 3 hari sekali.
10.
Setelah 3 minggu, tunas pertama mulai tumbuh dan naungan
atau sungkup harus dibuka agar bibit mendapatkan cahaya matahari penuh.
Pemeliharaan
bibit biasanya berlangsung hingga 3 bulan. Pada umur ini tinggi bibit
berkisar 50 cm sampai 80 cm. Ketika tanaman buah naga mendekati masa berbunga
tanaman banyak membutuhkan pupuk dengan kandungan fosfor (P) dan kalium (K)
yang tinggi. Pemupukan harus dilakukan secara berkala sehingga dapat terpenuhi
respon yang cepat dari pertumbuhan buah naga (Magyono, 2012).
Penanganan
tanaman buah naga supaya cepat tumbuh tunas baru dan memanjang, dibutuhkan
ketersediaan unsur N yang tinggi, jika anda menggunakan pupuk kandang, maka
jenis yang paling tepat adalah yang berasal dari kotoran ayam. Bagi anda yang
menggunakan pupuk kemasan, pilihlah pupuk yang memiliki unsur N lebih tinggi
dari P dan K. Penanganan ini akan menghasilkan batang yang cepat tumbuh memanjang
dan tumbuh tunas baru yang lebih cepat, warna terlihat lebih muda dan diameter
batang akan lebih kecil dibandingkan batang buah naga yang di beri unsur P
lebih tinggi dari N nya. Metode ini cocok digunakan dalam perbanyakan bibit
atau pada tanaman buah naga dewasa setelah musim buah habis (Alinandar, 2011).
Saat ini buah naga telah
dibudidayakan di Indonesia, bukan hanya karena buahnya yang unik, namun bentuk
pohonnya juga bagus dengan bunga harum semerbak sangat bagus sebagai tanaman
hias penyemarak taman. Di samping itu, budidaya buah naga cukup menjanjikan
dengan alasan, mudah pemeliharaannya, merupakan tanaman tahunan yang tahan lama
dan tidak mudah mati, menanam buah ini tidak mengganggu mata pencaharian utama
masyarakat pedesaan, tidak membutuhkan biaya yang mahal, memiliki nilai manfaat
khasiat yang tinggi, memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi, serta merupakan
komoditas tanaman yang bagus untuk diekspor (Djaenudin, 2012).
D.
Alat dan Bahan
1.
Tanaman buah naga yang sudah
produksi
2.
Pupuk kandang
3.
Gunting tanaman
4.
Cethok
5.
Cangkul
6.
Ember
7.
Alat biopori
E.
Cara Kerja
1.
Membuat lubang disamping
tanaman menggunakan alat biopori.
2.
Memasukkan seresah daun kedalam
lubang biopori.
3.
Memberikan pupuk kandang
disekitar perakaran tanaman buah naga.
4.
Melakukan pemangkasan dengan menggunakan
gunting pada cabang atau sulur yang tumbuh panjang atau sudah melengkung ke
bawah.
5.
Mengusahakan agar tidak tumbuh tunas
baru agar unsur hara hanya digunakan untuk pertumbuhan bunga atau buah.
6.
Menyirami buah naga menggunakan
gembor secara rutin.
F.
Data dan Hasil Pengamatan
Tabel 5.1 Hasil Pengamatan
Seresah dan Organisme pada Lubang Biopori
Biopori
|
Organisme
|
Seresah
|
|
Lapuk
|
Tidak Lapuk
|
||
I
|
Kutu, semut, laba-laba
|
√
|
-
|
II
|
Ulat, laba-laba
|
√
|
-
|
III
|
Ulat
|
√
|
-
|
IV
|
Ulat, kutu
|
√
|
-
|
V
|
Kelabang
|
√
|
-
|
VI
|
Semut,kutu
|
√
|
-
|
VII
|
Ulat
|
√
|
-
|
VIII
|
Semut, kutu
|
√
|
-
|
G.
Pembahasan
Pemeliharaan
buah naga dilakukan dengan cara penyiraman, pemupukan dan pemangkasan.
Penyiraman tidak perlu terlalu sering dilakukan karena tanaman buah naga adalah
termasuk tanaman yang tahan dengan iklim kering apabila penyiraman terlalu
sering dilakukan justru akan mengakibatkan tanaman buah naga akan membusuk.
Pemupukan dilakukan secara kontinu agar tanaman buah naga tercukupi kebutuhan
unsur haranya, selain itu dalam pemeliharaan tanaman buah naga pemangkasan juga
penting untuk diperhatikan agar tanaman buah naga dapat tumbuh dengan baik dan
dapat menghasilkan bunga dan buah.
Lubang
biopori dibuat disekitar tanaman buah naga dengan cara membuat lubang dengan
alat biopori serta memasukkan seresah kedalamnya agar organisme-organisme
pengganggu tidak menyerang akar tanaman buah naga. Lubang biopori yang
berisikan seresah akan memancing organism-organisme pengganggu untuk masuk
kedalam dan memakan seresah yang ada. Seresah yang telah lama berada didalam
biopori lama-kelamaan akan dapat dijadikan sebagai pupuk organik karena seresah
yang ada pada lubang biopori akan mengalami proses pelapukan secara bertahap.
Selain berguna untuk mengalihkan organisme-organisme pengganggu serta bisa
menghasilkan pupuk organik, lubang biopori dapat menjadi tempat serapan air
saat hujan, sehingga tanaman buah naga tidak terlalu menyerap air dan bisa
tumbuh dengan baik.
H.
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1.
Dalam pemeliharaan buah naga
dilakukan penyiraman, pemupukan dan pemangkasan.
2.
Pemangkasan bertujuan untuk
menghentikan pertumbuhan cabang atau sulur buah naga, menghilangkan tunas baru
yang muncul, mengurangi penguapan, mengatur pembuahan dan menjaga kesehatan
tanaman.
3.
Pemupukan tanaman buah naga
perlu dilakukan secara kontinu agar dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan
buah.
4.
Lubang biopori dibuat untuk
mengalihkan organisme-organisme pengganggu agar tidak memakan akar tanaman buah naga.
I.
Daftar Pustaka
Alinandar.2011.Jurnal
Penelitian Buah Naga
http://ternak-budidaya.nag.
Diakses pada tanggal 19 November 2014 pukul 07.33 wib.
Djaenudin.2012.Budidaya Buah Naga dan Manfaatnya
http://www.pdii.lipi.go.id Diakses pada
tanggal 19 November pukul 07.34 wib.
Magyono.2012.Ternyata Perlu
Pemupukan Pada Tanaman Buah Naga
http://www.mangyono.com Diakses
pada tanggal 19 November 2014 pukul 07.41 wib.
Saraswati.2006.Buah Naga Dan Pemeliharaannya
http://enchancers-salsabila.blogspot.com
Diakses pada tanggal 19 November 2014 pukul 07.43 wib.
Suroto.2003.Artikel Jurnal Budidaya Buah Naga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar