Rabu, 31 Desember 2014

Laporan Praktikum TBT Smt 1 "PEMELIHARAAN BUAH NAGA"



ACARA V
PEMELIHARAAN BUAH NAGA

A.      Pelaksanaan Praktikum
                      Praktikum dilaksanakan pada :
            Hari             :   Rabu
            Tanggal       :   08 Oktober 2014
Tempat        :   Kebun Percobaan Wedomartani, Ngemplak, Sleman,
    Yogyakarta.
B.       Tujuan
1.      Mempraktekkan aplikasi pemupukan dan pemangkasan buah naga.
2.      Mempraktekkan membuat biopori untuk pemupukan.
C.      Dasar Teori
Buah naga adalah buah dari beberapa jenis kaktus dari marga Hylocereus dan Selenicereus. Buah ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan namun sekarang juga dibudidayakan di negara-negara Asia seperti Taiwan, Vietnam, Filipina, dan Malaysia. Buah ini juga dapat ditemui di Okinawa, Israel, Australia utara dan Tiongkok selatan. Hylocereus hanya mekar pada malam hari (Saraswati, 2006).
     Morfologi tanaman buah naga terdiri dari akar, batang, duri, bunga, dan buah. Akar buah naga hanyalah akar serabut yang berkembang dalam tanah pada batang atas sebagai akar gantung. Akar tumbuh di sepanjang batang pada bagian punggung sirip di sudut batang. Pada bagian duri, akan tumbuh bunga yang bentuknya mirip bunga Wijayakusuma. Bunga yang tidak rontok berkembang menjadi buah. Buah naga bentuknya bulat agak lonjong seukuran dengan buah alpukat. Kulit buahnya berwarna merah menyala untuk jenis buah naga putih dan merah, berwarna merah gelap untuk buah naga hitam, dan berwarna kuning untuk buah naga kuning. Di sekujur kulit dipenuhi dengan jumbai-jumbai yang dianalogikan dengan sisik naga. Oleh sebab itu, buah ini disebut buah naga (Suroto, 2003).
Tanaman buah naga bisa diperbanyak dengan cara generatif maupun
vegetatif. Cara generatif yaitu memperbanyak tanaman dari biji. Benih diambil dengan cara mengeluarkan biji dari buah naga terpilih. Cara ini sedikit sulit dan biasanya dilakukan oleh para penangkar berpengalaman. Cara vegetatif relatif lebih banyak dipakai karena lebih mudah. Budidaya buah naga dengan cara vegetatif lebih cepat menghasilkan buah. Selain itu, sifat-sifat tanaman induk bisa dipastikan menurun pada anaknya. Berikut ini langkah-langkah penyetekkan buah naga :
1.    Penyetekkan dilakukan terhadap batang atau cabang tanaman yang pernah berbuah, setidaknya 3 sampai 4 kali. Hal ini berguna agar hasil stek bisa berproduksi lebih cepat dan produktivitasnya sudah ketahuan dari hasil buah terdahulu.
2.    Pilih batang yang berdiameter setidaknya 8 cm, keras, tua, berwarna hijau kelabu dan sehat. Semakin besar diameter batang akan semakin baik, karena batang tersebut akan jadi batang utama tanaman.
3.    Pemotongan dilakukan terhadap batang yang panjangnya sekitar 80 cm sampai 120 cm. Jangan dipotong semua, sisakan sekitar 20 %, bagian yang 80 % akan dijadikan calon bibit.
4.    Potong-potong batang calon bibit dengan panjang sekitar 20 cm sampai 30 cm. Ujung bagian atas dipotong rata, sedangkan pangkal bawah yang akan ditancapkan ke tanah dipotong meruncing. Gunanya untuk merangsang pertumbuhan akar.
5.    Potongan stek harus memiliki setidaknya 4 mata tunas. Panjang stek bisa lebih pendek namun konsekuensinya akan berpengaruh pada kecepatan berbuah.
6.    Biarkan batang stek yang telah dipotong-potong tersebut hingga getahnya mengering. Apabila langsung ditanam getah yang masih basah bisa menyebabkan busuk batang. Untuk menghindari resiko serangan jamur batang stek bisa di celupkan pada larutan fungisida.
7.    Siapkan bedengan atau polybag untuk menanam stek-stek tersebut. Untuk campuran tanah atau media tanamnya silahkan lihat cara membuat
8.    Siram bedengan atau polybag yang telah diisi dengan media tanam. Kemudian tancapkan bagian yang runcing dari stek kedalam media tanam sedalam 5 cm.
9.    Berikan naungan atau sungkup untuk melindungi stek tersebut. Lakukan penyiraman sebanyak 2 hari sampai 3 hari sekali.
10.    Setelah 3 minggu, tunas pertama mulai tumbuh dan naungan atau sungkup harus dibuka agar bibit mendapatkan cahaya matahari penuh.
Pemeliharaan bibit biasanya berlangsung hingga 3 bulan. Pada umur ini tinggi bibit berkisar 50 cm sampai 80 cm. Ketika tanaman buah naga mendekati masa berbunga tanaman banyak membutuhkan pupuk dengan kandungan fosfor (P) dan kalium (K) yang tinggi. Pemupukan harus dilakukan secara berkala sehingga dapat terpenuhi respon yang cepat dari pertumbuhan buah naga (Magyono, 2012).
Penanganan tanaman buah naga supaya cepat tumbuh tunas baru dan memanjang, dibutuhkan ketersediaan unsur N yang tinggi, jika anda menggunakan pupuk kandang, maka jenis yang paling tepat adalah yang berasal dari kotoran ayam. Bagi anda yang menggunakan pupuk kemasan, pilihlah pupuk yang memiliki unsur N lebih tinggi dari P dan K. Penanganan ini akan menghasilkan batang yang cepat tumbuh memanjang dan tumbuh tunas baru yang lebih cepat, warna terlihat lebih muda dan diameter batang akan lebih kecil dibandingkan batang buah naga yang di beri unsur P lebih tinggi dari N nya. Metode ini cocok digunakan dalam perbanyakan bibit atau pada tanaman buah naga dewasa setelah musim buah habis (Alinandar, 2011).
Saat ini buah naga telah dibudidayakan di Indonesia, bukan hanya karena buahnya yang unik, namun bentuk pohonnya juga bagus dengan bunga harum semerbak sangat bagus sebagai tanaman hias penyemarak taman. Di samping itu, budidaya buah naga cukup menjanjikan dengan alasan, mudah pemeliharaannya, merupakan tanaman tahunan yang tahan lama dan tidak mudah mati, menanam buah ini tidak mengganggu mata pencaharian utama masyarakat pedesaan, tidak membutuhkan biaya yang mahal, memiliki nilai manfaat khasiat yang tinggi, memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi, serta merupakan komoditas tanaman yang bagus untuk diekspor (Djaenudin, 2012).
D.      Alat dan Bahan
1.    Tanaman buah naga yang sudah produksi
2.    Pupuk kandang
3.    Gunting tanaman
4.    Cethok
5.    Cangkul
6.    Ember
7.    Alat biopori
E.       Cara Kerja
1.    Membuat lubang disamping tanaman menggunakan alat biopori.
2.    Memasukkan seresah daun kedalam lubang biopori.
3.    Memberikan pupuk kandang disekitar perakaran tanaman buah naga.
4.    Melakukan pemangkasan dengan menggunakan gunting pada cabang atau sulur yang tumbuh panjang atau sudah melengkung ke bawah.
5.    Mengusahakan agar tidak tumbuh tunas baru agar unsur hara hanya digunakan untuk pertumbuhan bunga atau buah.
6.    Menyirami buah naga menggunakan gembor secara rutin.
F.       Data dan Hasil Pengamatan
Tabel 5.1 Hasil Pengamatan Seresah dan Organisme pada Lubang Biopori
Biopori
Organisme
Seresah
Lapuk
Tidak Lapuk
I
Kutu, semut, laba-laba
-
II
Ulat, laba-laba
-
III
Ulat
-
IV
Ulat, kutu
-
V
Kelabang
-
VI
Semut,kutu
-
VII
Ulat
-
VIII
Semut, kutu
-



G.      Pembahasan
Pemeliharaan buah naga dilakukan dengan cara penyiraman, pemupukan dan pemangkasan. Penyiraman tidak perlu terlalu sering dilakukan karena tanaman buah naga adalah termasuk tanaman yang tahan dengan iklim kering apabila penyiraman terlalu sering dilakukan justru akan mengakibatkan tanaman buah naga akan membusuk. Pemupukan dilakukan secara kontinu agar tanaman buah naga tercukupi kebutuhan unsur haranya, selain itu dalam pemeliharaan tanaman buah naga pemangkasan juga penting untuk diperhatikan agar tanaman buah naga dapat tumbuh dengan baik dan dapat menghasilkan bunga dan buah.
Lubang biopori dibuat disekitar tanaman buah naga dengan cara membuat lubang dengan alat biopori serta memasukkan seresah kedalamnya agar organisme-organisme pengganggu tidak menyerang akar tanaman buah naga. Lubang biopori yang berisikan seresah akan memancing organism-organisme pengganggu untuk masuk kedalam dan memakan seresah yang ada. Seresah yang telah lama berada didalam biopori lama-kelamaan akan dapat dijadikan sebagai pupuk organik karena seresah yang ada pada lubang biopori akan mengalami proses pelapukan secara bertahap. Selain berguna untuk mengalihkan organisme-organisme pengganggu serta bisa menghasilkan pupuk organik, lubang biopori dapat menjadi tempat serapan air saat hujan, sehingga tanaman buah naga tidak terlalu menyerap air dan bisa tumbuh dengan baik.
H.      Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1.    Dalam pemeliharaan buah naga dilakukan penyiraman, pemupukan dan pemangkasan.
2.    Pemangkasan bertujuan untuk menghentikan pertumbuhan cabang atau sulur buah naga, menghilangkan tunas baru yang muncul, mengurangi penguapan, mengatur pembuahan dan menjaga kesehatan tanaman.
3.    Pemupukan tanaman buah naga perlu dilakukan secara kontinu agar dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah.
4.    Lubang biopori dibuat untuk mengalihkan organisme-organisme pengganggu agar tidak  memakan akar tanaman buah naga.
I.         Daftar Pustaka
Alinandar.2011.Jurnal Penelitian Buah Naga
http://ternak-budidaya.nag. Diakses pada tanggal 19 November 2014 pukul 07.33 wib.
Djaenudin.2012.Budidaya Buah Naga dan Manfaatnya
http://www.pdii.lipi.go.id Diakses pada tanggal 19 November pukul 07.34 wib.
Magyono.2012.Ternyata Perlu Pemupukan Pada Tanaman Buah Naga
http://www.mangyono.com Diakses pada tanggal 19 November 2014 pukul 07.41 wib.
Saraswati.2006.Buah Naga Dan Pemeliharaannya
http://enchancers-salsabila.blogspot.com Diakses pada tanggal 19 November 2014 pukul 07.43 wib.

Suroto.2003.Artikel Jurnal Budidaya Buah Naga
http://hekimas.com. Diakses pada tanggal 19 November 2014 pukul 07.45 wib.


 






























 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar