Rabu, 31 Desember 2014

Laporan Praktikum TBT smt 1 "PERBANYAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF"



ACARA II
PERBANYAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF

A.      Pelaksanaan Praktikum
                 Praktikum dilaksanakan pada :
Hari             :   Rabu
Tanggal       :   15 Oktober 2014
Tempat        :   Kebun Percobaan Wedomartani, Ngemplak, Sleman,
Yogyakarta.
B.       Tujuan
1.      Mengetahui cara-cara perbanyakan tanaman secara vegetatif.
C.      Dasar Teori
Perkembangbiakan vegetatif adalah cara perkembangbiakan makhluk hidup yang terjadi tanpa melalui perkawinan. Perkembangbiakan vegetatif ada 2 macam yaitu :
1.      Perkembangan vegetatif alami, yaitu perkembangbiakan makhluk hidup atau tumbuhan yang terjadi tanpa melalui bantuan manusia, jadi dilakukan oleh tumbuhan itu sendiri. Perkembangbiakan secara vegetatif terdiri dari pembentukan tunas, rizoma (akar tinggal atau akar rimpang), umbi lapis, umbi batang, geragih atau stolon, umbi akar, tunas adventif, spora dan membelah diri.
a.       Pembentukan tunas, biasanya tumbuh disamping induknya, induk dengan tunas yang masing-masing dianggap individu baru dan akan membentuk rumpun dan tunas tersebut berasal dari tunas ketiak bagian tumbuhan didalam tanah. Contoh tumbuhan bertunas pakis haji (Cycas rumphii), bambu (Bambusa sp), pisang (Musa paradisiaca), nanas, palem, dan tebu (Saccharum officinarum).
b.      Rizoma (akar tinggal atau akar rimpang), yaitu bagian batang yang tumbuh mendatar didalam tanah dan menyerupai akar. Batang-batang beruas-ruas dan disetiap ruas dapat tumbuh tunas. Contoh tumbuhan rizoma lengkuas (Alpina officinarum), jahe (Zingiber officinale), kunyit (Curcuma domestica), kencur (Kaempferia galangal), temulawak, dan lidah mertua (Sansivera sp).
c.       Umbi lapis, adalah umbi yang berlapis-lapis dan ditengahnya tumbuh tunas. Pada permukaan atas dari setiap buku, tumbuh daun yang tebal dengan satu atau dua kuncup ketiak yang letaknya berdekatan sehingga seperti berlapis-lapis. Contoh tumbuhan yang umbi lapis yaitu bawang merah (Allium cepa), bawang putih (Allium sativum), bawang daun (Allium fistulosum), bunga bakung (Crinum asiaticum), dan bunga tulip.
d.      Umbi batang, adalah batang yang tumbuh ke dalam tanah, ujung batang tersebut menggembung membentuk umbi untuk menyimpan cadangan makanan. Umbi batang merupakan batang yang menggembung karena berisi cadangan makanan dan pada permukannya terdapat daun yang berubah menjadi sisik. Pada ketiak sisik terdapat mata tunas sebagai calon individu baru. Contoh tumbuhan umbi batang yaitu kentang (Solanum tuberrodum), ubi jalar (Ipomoea batatas), gadung (Dioscorea hispida), dan gambili (Dioscorea aculata).
e.       Geragih atau stolon, merupakan batang yang menjalar diatas permukaan tanah dan apabila batang tersebut tertimbun tanah akan tumbuh menjadi tanaman baru. Contoh tanaman geragih diatas permukaan tanah yaitu pegagan (Centella asiatica), arbei, dan semanggi. Geragih yang menjalar dibawah permukaan tanah dan disebut stolon. Contoh tumbuhan bergeragih dibawah permukaan tanah adalah rumput teki (Cyperus rotundus) dan rumput pantai (Spinifex sp).
f.        Umbi akar, adalah akar yang berubah fungsi sebagai penyimpan cadangan makanan dan hanya dapat tumbuh menjadi individu baru apabila ditanam bersama sedikit batang yang bertunas. Ciri-ciri umbi akar adalah umbi tidak berbuku-buku, umbi tidak mempunyai kuncup dan daun, dan umbi tidak mempunyai mata tunas.
Contoh tumbuhan umbi akar adalah singkong (Manihot utilissima), dahlia dan wortel.
g.      Tunas adventif, adalah tunas yang tumbuh pada bagian-bagian tertentu seperti pada akar, daun, dan sebagainya. Tunas adventif yang dipisahkan dari induknya dapat tumbuh membentuk individu baru. Contoh tunas adventif pada akar adalah kersen (Muntingia calabura), sukun (Arthocarpus communis), kesemek (Dyospiros knaki), jambu biji (Psidium guavajava) dan cemara. Contoh tumbuhan tunas daun yaitu cocor bebek dan begonia.
h.      Spora, tumbuhan yang berkembang biak dengan spora antara lain tumbuhan paku, jamur, dan ganggang. Bentuk spora seperti biji, tetapi sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata saja. Spora dapat digunakan dengan menggunakan mikroskop. Spora dibentuk dan disimpan di dalam kotak spora yang disebut sporangium.
i.        Membelah diri, tumbuhan tingkat rendah berkembang biak dengan membelah diri. Tumbuhan tingkat rendah itu terdiri atas satu sel, misalnya ganggang hijau. Jadi, ganggang hijau memperoleh keturunan dengan cara membelah diri sel tubuhnya menjadi dua.
2.      Perkembangbiakan vegetatif  buatan, adalah perkembangbiakan tumbuhan tanpa perkawinan, dengan bantuan campur tangan manusia.
a.       Mencangkok, merupakan suatu cara mengembangbiakkan tumbuhan dengan jalan menguliti batang yang ada lalu bungkus dengan tanah agar akarnya tumbuh. Jika akar sudah muncul akar yang kokoh, maka batang tersebut sudah bisa dipotong dan ditanam di tempat lain. Pengambilan batang tanaman yang sudah tumbuh akarnya, dapat dilakukan pada tanaman dikotil, berkambium, bergetah, berkayu. Contohnya mangga, jeruk, jambu air, rambutan, sawo. Keuntungan mencangkok antara lain lebih cepat berbuah, cepat berkembangbiaknya, batang pendek, mempunyai sifat yang sama dengan induknya. Sedangkan kerugiannya antara lain perakaran tidak kuat, induk cepat mati jika banyak dicangkok, hasil lebih sedikit.
b.       Stek adalah menanam bagian tertentu tumbuhan tanpa menunggu tumbuhan akar baru terlebih dahulu. Bagian yang distek adalah batang, tangkai, dan daun.
c.       Okulasi atau menempel, adalah dengan cara menempelkan mata tunas dari satu tumbuhan ke batang tumbuhan lain yang sejenis. Tujuannya menggabungkan dua sifat baik pada tumbuhan sehingga didapatkan tanaman baru yang mempunyai sifat lebih baik dari tanaman induk. Contohnya mangga, belimbing. alpukat.
d.    Sambung pucuk atau enten, adalah menyatukan pucuk dengan batang bawah dari tumbuhan yang sejenis. Tujuannya menggabungkan dua sifat baik pada tumbuhan sehingga didapatkan tanaman baru yang mempunyai sifat lebih baik dari tanaman induk. Contohnya kembang sepatu, durian, kopi, jambu.
e.         Runduk, adalah cara mengerat sedikit batang kemudian merundukkan ke dalam tanah. Ini dapat dilakukan pada batang tanaman yang panjang dan lentur. Contohnya melati, alamanda, apel, dan mawar pagar.
f.       Kultur jaringan, yaitu mengambil jaringan tertentu (tunas, daun, akar) dan dikembangkan dalam media khusus. Contohnya kelapa sawit, anggrek (Gewin Virginia, 2003).
Perbanyakan secara vegetatif dilakukan menggunakan bagian-bagian tanaman seperti cabang, ranting, pucuk, daun, umbi dan akar. Prinsipnya adalah merangsang tunas adventif yang ada di bagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang dan daun sekaligus. Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan dengan cara cangkok, rundukan, stek dan kultur jaringan. Keunggulan perbanyakan ini adalah menghasilkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan pohon induknya. Selain itu, tanaman yang berasal dari perbanyakan secara vegetatif lebih cepat berbunga dan berbuah. Sementara itu, kelemahannya adalah membutuhkan pohon induk dalam jumlah besar sehingga membutuhkan banyak biaya. Kelemahan lain, tidak dapat menghasilkan bibit secara massal jika cara perbanyakan yang digunakan cangkok atau rundukan. Untuk menghasilkan bibit secara massal sebaiknya dilakukan dengan stek. Namun tidak semua tanaman dapat diperbanyak dengan cara stek dan tingkat keberhasilannya sangat kecil. Perbanyakan tanaman dengan cara stek merupakan perbanyakan tanaman dengan cara menanam bagian-bagian tertentu dari tanaman. Bagian tertentu itu bisa berupa pucuk tanaman, akar, atu cabang. Proses penyetekan tanaman itu sendiri cukup mudah. Kita tinggal memotong tanaman yang terpilih dengan menggunakan pisau yang tajam untuk menghasilkan potongan permukaan yang halus. Pemotongan stek bagian ujung sebaiknya berada beberapa milliliter dari mata tunas. Sedangkan pemotongan stek bagian pangkal harus meruncing. Ketika membuat potongan meruncing. Hendaknya kita usahakan potongan itu sedikit menyentuh mata tunas, dengan demikian nantinya stek yang diharapkan akan berhasil (Aak, 1991).
Perbanyakan dengan cara stek adalah perbanyakan tanaman dengan menumbuhkan potongan atau bagian tanaman seperti akar, batang atau pucuk sehingga menjadi tanaman baru. Stek pucuk umum dilakukan untuk perbanyakan tanaman buah-buahan. Dengan kata lain stek  atau potongan adalah menumbuhkan bagian atau potongan tanaman, sehingga menjadi tanaman baru (Yustina, 1994).
 Keuntungan bibit dari stek adalah  Tanaman buah-buahan tersebut akan mempunyai sifat yang persis sama dengan induknya, terutama dalam hal bentuk buah, ukuran, warna dan rasanya. Tanaman asal stek ini bisa ditanam pada tempat yang permukaan air tanahnya dangkal, karena tanaman asal stek tidak mempunyai akar tunggang. Perbanyakan tanaman buah dengan stek merupakan cara perbanyakan yang praktis dan mudah dilakukan. Stek dapat dikerjakan dengan cepat, murah, mudah dan tidak memerlukan teknik khusus seperti pada cara cangkok dan okulasi.  Kerugian bibit dari stek adalah, perakaran dangkal dan tidak ada akar tunggang, saat terjadi angin kencang tanaman menjadi mudah roboh. Apabila musim kemarau panjang, tanaman menjadi tidak tahan kekeringan (Frasiskus, 2006).
Penyetekan adalah suatu perlakuan atau pemotongan beberapa bagian dari tanaman seperti akar, batang, daun, dan tunas dengan maksud agar organ-organ tersebut membentuk akar yang selanjutnya menjadi tanaman baru yang sempurna dalam waktu yang relatif cepat dan sifat-sifatnya serupa dengan induknya (Anonim, 1985).
Hal semacam ini biasanya banyak dilakukan oleh orang perkebunan buah-buahan dan tanaman hias. Alasannya, karena bahan untuk membuat stek ini hanya sedikit, tetapi dapat diperoleh jumlah bibit tanaman dalam jumlah banyak. Tanaman yang dihasilkan dari stek biasanya mempunyai dalam ukur, ukuran tinggi, ketahanan terhadap penyakit dan sifat-sifat lainnya. Selain itu juga diperoleh tanaman yang sempurna yaitu tanaman yang telah mampunyai akar, batang, dan daun dalam waktu yang relatif singkat. Stek sangat sederhana, tidak memerlukan teknik yang rumit, sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja (Erry, 2006).
D.      Alat dan Bahan
1.    Bahan stek daun atau batang
2.    Tanaman induk untuk cangkok puring
3.    Polybag
4.    Mos, cocopit
5.    Media tanam (tanah : pupuk kandang)
6.    Pisau steril
7.    Plastik
E.       Cara Kerja
1.    Cara Stek
a.    Bahan stek dari daun atau batang tanaman.
b.    Memotong dengan menyerong permukaan daun atau batang bagian bawah, dan mengoleskan dengan rizoton dan tanpa rizoton.
c.    Menanam pada media campuran tanah : pupuk kandang.
d.   Menyiram setiap hari, tidak sampai becek.
2.    Cara Cangkok
a.    Memilih pohon induk, menentukan  cabang yang pertumbuhannya baik.
b.    Membuat keratin melingkar batang (cabang) sebanyak tiga buah keratan dengan jarak antar keratan 5 cm dengan menggunakan pisau steril.
c.    Mengupas kulit batang yang berada diantara dua keratan tersebut, dan membersihkan kambiumnya sampai bersih dengan cara mengeroknya dengan pisau.
d.   Mengambil media tanah yang sudah dibasahi dan membalutkannya pada bagian cabang yang telah dikupas.
e.    Membungkus cabang yang telah terbalut dengan plastik kemudian diikat.
f.     Menyiram setiap hari media cangkok, dan tidak membiarkan sampai kering.
F.       Data dan Hasil Pengamatan
Tabel 2.1 Cangkok Tanaman Puring Menggunakan Media Tanah
Jenis Media
Jumlah Akar
Akar Tepanjang (cm)
Tanah
17
2

Tabel 2.2 Cangkok Tanaman Puring Menggunakan Media Mos
Jenis Media
Jumlah Akar
Akar Tepanjang (cm)
Mos
34
3,5
Tabel 2.3  Sample Stek Batang Buah Naga
Sample
Jumlah Akar
Akar Terpanjang (cm)
Presentase Satuan (%)
I
-
-
-
II
-
-
-
III
-
-
-
IV
3
1,5
90
V
1
0,1
30
           
Presentase hidup =  x 100 %                  
=  x 100 %
= 40 %
G.      Pembahasan
Pencangkokan puring yang yang dilakukan dengan menggunakan dua media yang berbeda yaitu menggunakan tanah dan menggunakan mos memperlihatkan hasil perakaran yang berbeda. Pada pencangkokan tanaman puring dengan  menggunakan media tanah jumlah akar yang muncul dalah 17 akar, jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah akar yang muncul pada pencangkokan yang dilakukan dengan menggunakan media mos yaitu 34 akar, begitu juga dengan akar terpanjang yang tumbuh pada pencangkokan ini, pencangkokan puring dengan menggunakan mos akarnya lebih panjang dibandingkan dengan akar  dengan menggunakan media tanah yaitu 3,5 cm akar terpanjangnya dan akar terpanjang yang muncul dari pencangkokan menggunakan media tanah hanya 2 cm. Hal tersebut terjadi karena akar muda membutuhkan air yang lebih banyak untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Media mos yang berasal dari jenis rumput laut lebih mudah melakukan penyerapan air dan unsur  hara dibandingkan dengan media tanah yang agak sulit untuk melakukan penyerapan air dan unsur  hara yang ada. Selain itu karena mos merupakan bahan yang berasal dari jenis rumput laut, mos tersebut merupakan bahan organik yang dapat menyuburkan tanaman.
Sedangkan dari pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa keberhasilan dengan cara stek ditandai oleh terjadinya regenerasi akar dan pucuk pada bahan stek sehingga menjadi tanaman baru. Regenerasi akar dan pucuk dipengaruhi oleh faktor intern dari tanaman itu sendiri  dan ekstern yaitu dari lingkungan sekitar. Salah satu faktor intern yang mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk adalah fitohormon yang berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh. Faktor intern yang paling penting dalam mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk pada stek adalah faktor genetik. Jenis tanaman yang berbeda mempunyai regenerasi yang berbeda pula. Untuk menunjang keberhasilan perbanyakan tanaman dengan cara stek, tanaman sumber seharusnya memiliki sifat-sifat unggul serta tidak terkena hama dan penyakit Selain itu, manipulasi terhadap kondisi lingkungan dan status fisiologi
tanaman sumber juga penting dilakukan agar tingkat keberhasilan stek tinggi.
H.       Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1.      Dalam melakukan perbanyakan tanaman untuk memperoleh tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan pohon induknya ada banyak cara yang dapat dilakukan  seperti cangkok , stek, okulasi, dan grafting.
2.      Cangkok memiliki beberapa keuntungan yaitu, mudah dilakukan, tingkat keberhasilannya tinggi, dan dapat menghasilkan tanaman yang mewarisi 100 % sifat induknya.
3.      Kelemahan cangkok adalah percabangannya tidak dapat lebat dan tidak kompak, produktivitas buahnya terbatas, tidak dapat menghasilkan bibit secara massal, serta biayanya mahal.
4.      Kondisi lingkungan dan status fisiologi tanaman sumber dapat menentukan keberhasilan stek tanaman buah naga.
I.          Daftar Pustaka
Aak. 1991. Membuat Setek, Cangkok dan Okulasi. Jakarta : Penebar Swadaya.

Anonim. 1985. Dasar-dasar Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif. http://nopriastor.wordpress.com. Diakses pada tanggal 11 November 2014 pukul 00.30 WIB.

Erry. 2006. Perbanyakan, dan Perawatan Tanaman. Bogor : PT Gramedia.

Frasiskus. 2006. Beberapa Cara Perbanyakan Vegetatif. Departemen Pertanian Balai Informasi Pertanian. Ungaran.

                        http://meseratus.blogspot.com. Diakses pada tanggal 11 November 2014  pukul 00.10 WIB.

Yustina. 1994. Dasar-Dasar Agronomi. Jakarta : PT. Raja Garfindo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar