ACARA
IV
VERTIKULTUR
DAN BUDIDAYA TANAMAN DALAM POT
A.
Pelaksanaan Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada :
Hari :
Rabu
Tanggal : 15 Oktober 2014
Tempat : Kebun Percobaan Wedomartani, Ngemplak,
Sleman,
Yogyakarta
B.
Tujuan
1.
Mempraktekkan budidaya sayuran dengan
sistem vertikultur dan budidayadalam pot
2.
Memanfaatkan limbah untuk budidaya
vertikultur
C.
DasarTeori
Sesuai dengan asal katanya dari bahasa inggris,
yaitu vertical dan culture maka vertikultur adalah system budidaya
pertanian yang dilakukan secara vertical atau bertinggkat, baik indoor maupun
outdoor. Sistem budidaya pertanian secara vertical ini merupakan konsep penghijauan
yang cocok untuk daerah perkotaan dan lahan terbatas misalnya, lahan 1 meter mungkin
hanya bisa menanam 5 tanaman dengan, sistem
vertical bisa untuk 20 batang tanaman. Vertikultur tidak hanya kebun vertikal
namun ide ini sangat merangsang seseorang untuk menciptakan khasanah biodiversitas dipekarangan yang sempit sekalipun struktur
vertikal memudahkan pengguna membuat dan memeliharanya (Liverdi, 2011).
Pertanian vertikultur tidak hanya sebagai
sumber pangan tetapi juga menciptakan suasana alami yang menyenangkan. Model, bahan,
ukuran, dan wadah vertikultur yang sangat banyak, tinggal di sesuaikan dengan kondisi
dan keinginan. Pada umumnya adalah berbentuk segi panjang, atau miripanak tangga
dengan beberapa undak-undakan atau sejumlah rak. Bahan dapat berupa bamboo atau
pipa paralon, kaleng bekas, bahkan lebaran karung beraspun bisa, karena salah satu
filosofinya dari vertikultur adalah
memanfaatkan benda-benda bekas di sekitar kita (Ananta,
2011).
Persyaratan vertikultur adalah kuat dan
mudah dipindah-pindahkan. Tanaman yang akan ditanam sebaiknya disesuaikan dengan
kebutuhan dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi, berumur pendek dan berakar pendek.
Tanaman yang sering dibudidayakan secara vertikultur antara lain, selada,
kangkung, bayam, pokcoy, caisim, katuk, kemangi, tomat, pare, pace, kacang,
panjang, mentimun dan tanaman sayuran daun lainya. Untuk tujuan komersial,
pengembangan vertikultur ini perlu dipertimbangkan aspek ekonominya agar biaya produksinya
jangan sampai melebihi pendapatan dari hasil penjualan tanaman (Subagyo, 2009).
Perlu diketahuai bahwa terdapat beberapa jenis vertikultur. Masing-masing
memiliki karekteristik yang berbeda. Jenis yang pertama adalah vertikultur
jenis vertikal, biasanya kita temui dalam bentuk wadah-wadah kokoh berbentuk kolom yang tegak berdiri dilahan.
Jenis yang kedua adalah jenis horizontal, yang umumnya kita temui dalam bentuk rak-rak
atau tangga bertingkat. Selain itu ada pula jenis vertikultur yang bergatung. Jenis
ini umumnya dalam bentuk pot-pot atau wadah yang diikat oleh tali atau kawat dan
digantung pada atap (Avicenna, 2011).
Untuk memulai budidaya tanaman vertikultur sebenarnya tidak terlalu
repot dengan menghabiskan peralatan dan menghabiskan biaya yang begitu besar,
karena hal yang terpenting adalah wadah yang dipakai dapat menyediakan ruang
yang baik bagi tanaman. Namun kita terkadang menginginkan hasil yang tidak hanya
berupa panen, tetapi juga keindahan tanaman yang ditanam secara vertikultur dan
struktur bangunan tanaman tahan lama. Untuk alasan-alasan itu maka terdapat beberapa
pilihan bahan yang nantinya bisa dipilih, seperti paralon, bambu, talang, pot,
dan lain-lain. Ukuran panjang-pendek, tinggi-rendah, serta besar-kecilnya tergantung
pada lahan yang kita miliki (Banfad, 2008).
Sebagai persiapan awal jika kita memulai budidaya vertikultur
ada beberapa langkah yang harus kita lakukan, yaitu antara lain :
1.
Pembuatan wadah tanaman vertikultur, bahan yang kita gunakan,
serperti yang sudah dikatakan tadi yaitu, bisa memanfaatkan barang-barang
bekas seperti paralon, talang, pot dan bambu.
2.
Pengadaan media tanam, yaitu tempat tumbuhnya tanaman untuk menunjang
perakaran. Dari media tanam inilah tanaman menyerap makanan berupa unsure hara melalui
akarnya. Media tanam yang digunakan adalah campuran antara tanah, pupuk kompos,
dan sekam dengan perbandingan 1:1:1.
3.
Campuran media tanam kemudian dimasukkan kedalam bamboo hingga
penuh. Untuk memastikan tidak ada ruang kosong, dapat digunakan bambu kecil atau
kayu untuk mendorong tanah hingga kedasar wadah (ruas terakhir). Media tanam di
dalam bamboo diusahakan agar tidak terlalu padat supaya air mudah mengalir,
juga supaya akar tanaman tidak kesulitan “bernafas”, dan tidak terlalu renggang
agar ada keleluasaan dalam mempertahankan air dan menjaga kelembaban (Anandita,
2007).
D.
Alat dan Bahan
1.
Bibit sayuran
2.
Pupuk kandang
3.
Media tanam
4.
Alat vertikultur
5.
Cethok
6.
Cangkul
7.
Ember
E.
Cara Kerja
1.
Mencampur tanah, pupuk kandang,
dan sekam dengan perbandingan 1:1:1.
2.
Menyiapkan peralatan vertikultur
yang akan digunakan.
3.
Mengisi peralatan vertikultur
yang akan digunakan.
4.
Mengisi peralatan vertikultur dengan
campuran media tanam yang sudah dibuat.
5.
Menanami setiap lubang wadah dengan
bibit yang telah dipersiapkan.
6.
Menyirami media tanam menggunakan
gembor.
F.
Data dan Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Sample Vertikultur Tanaman Cabai
Sample
|
Jumlah Daun (helai)
|
Tinggi Tanaman (cm)
|
I
|
63
|
55
|
II
|
73
|
48
|
III
|
68
|
35
|
IV
|
93
|
60
|
V
|
46
|
40
|
Tabel 4.2 Vertikultul Tanaman
Sawi dan Bayam pada Wadah Paralon
Benih
|
Jumlah Daun (helai)
|
Tinggi tanaman (cm)
|
|
I
|
2
|
2
|
|
II
|
2
|
2
|
|
III
|
2
|
2
|
|
IV
|
6
|
23
|
|
V
|
5
|
25,5
|
|
VI
|
2
|
2
|
|
VII
|
7
|
27,5
|
|
VIII
|
2
|
2
|
|
Presentase hidup = x 100 %
=
x 100 %
=
100 %
G.
Pembahasan
Vertikultur
merupakan teknik menanam yang tidak membutuhkan lahan yang luas Karena sistem vertikultur
hanya menggunakan benda-benda bekas seperti ember bekas, bamboo dan paralon. Lahan
vertikultur dengan menggunakan paralon dapat dibuat dengan cara melubangi paralon
yang ada kemudian memasukkan tanah dan pupuk ke dalam paralon sebagai media tanam. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan
dari penanaman bibit sawi pada 8 lubang paralon yang ada, hanya 3 bibit yang
dapat tumbuh dengan baik hal itu disebabkan karena bibit sawi yang ditanam awalnya
sudah layu, bibit kurang bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan baru kemudian
ditambah lagi dengan penyiraman yang dilakukan tidak kontinu, serta serangan dari
hama dan penyakit yang mengakibatkan bibit sawi tidak dapat tumbuh, dan kemudian
mati. Sebagian besar tanaman yang mati adalah tanaman yang ditanam di lubang paralon
atas hal tersebut disebabkan karena tanaman sawi adalah jenis tanaman yang
membutuhkan banyak air dan unsur hara apabila tanaman sawi diletakkan pada lubang
paling atas maka tanaman sawi hanya akan mendapatkan sedikit air, karena
paralon yang sifatnya vertikal apabila dilakukan penyiraman pada bagian atas
lama-kelamaan air akan meresap kebagian bawah dan tanaman yang ditanam dibagian
atas kurang mendapat kecukupan air.
Lima
sample tanaman cabai yang telah ditanam menggunakan system vertikultur secara berurutan
mempunyai tinggi yang beragam yaitu 55 cm,
48 cm, 35 cm, 60 cm dan 40 cm dengan jumlah daun 63 helai, 73 helai, 68 helai,
93 helai dan 46 helai, presentase hidupnya 100% karena seluruh tanaman dapat tumbuh
dengan baik. Sistem vertikultur yang
diterapkan pada tanaman cabai dapat berjalan dengan baik karena
pemilihan bibit tanaman yang baik serta tanaman cabai dapat dengan cepat menyesuaikan
diri dengan lingkungan baru dan serangan hama dan penyakitnya juga sedikit,
tidak ada gulma atau tanaman pengganggu lain yang ditemui di sekitar tanaman sehingga
tanaman dapat menyerap air dan unsure hara secara bebas tanpa adanya persaingan.
H.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan
diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1.
Vertikultur adalah system budidaya pertanian yang
dilakukan secara vertikal atau bertingkat, baik indoor maupun outdoor.
2. Keuntungan menggunakan
system vertikultur adalah dapat mengefisiensi penggunaan lahan dibandingkan dengan
system konvensional, sedangkan kelemahan
system vertikultur adalah perawatannya membutuhkan biaya yang cukup tinggi.
3.
Sistem vertikultur sangat cocok
diterapkan bagi petani atau perorangan yang mempunyai lahan sempit, namun ingin menanam tanaman
sebanyak-banyaknya.
4.
Vertikultur dapat dilakukan dengan
menggunakan benda-benda bekas yang ada disekitar
kita seperti, paralon, botol bekas, ember bekas dan lain-lain.
I.
DaftarPustaka
Anandita.2007.Pertanian
Vertikultur dalam Kehidupan
http://ahmadwantoha.blogspot.com.Diaksespadatanggal
18 November 2014 pukul 14.12 wib.
Ananta.2011.Jurnal Tropica Budidaya
Sayuran dengan Sistem Vertikultur http://ejournal.umm.ac.id.Diaksespadatanggal
18 November 2014 pukul 14.10 wib.
Avicenna.201.Sistem Vertikultur
http://jurnal.unsyiah.ac.id.Diaksespadatanggal
18 November 2014 pukul 14.15 wib.
Banfad.2008.Budidaya Tanaman Secara Vertikultur
http://www.keperawatan.web.id. Diaksespadatanggal
18 November 2014 pukul 14.19 wib.
Livert.2011.Penerapan Sistem Budidaya Vertikultur
http://paknilaia.blogspot.com.Diaksespadatanggal
18 November 2014 pukul 14.08 wib.
Subagyo.2009.Teknik Bertanam di Lahan Sempit
http://www.unilak.ac.id.Diaksespadatanggal 18 November
2014 pukul 14.18 wib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar