Rabu, 31 Desember 2014

Laporan Praktikum TBT Smt 1 "VERTIKULTUR DAN BUDIDAYA TANAMAN DALAM POT"



ACARA IV
VERTIKULTUR DAN BUDIDAYA TANAMAN DALAM POT

A.      Pelaksanaan Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada :
Hari             :   Rabu
Tanggal       :   15 Oktober 2014
Tempat        :   Kebun Percobaan Wedomartani, Ngemplak, Sleman,
    Yogyakarta
B.       Tujuan
1.      Mempraktekkan budidaya sayuran dengan sistem vertikultur dan budidayadalam pot
2.      Memanfaatkan limbah untuk budidaya vertikultur
C.      DasarTeori
Sesuai dengan asal katanya dari bahasa inggris, yaitu vertical dan culture maka vertikultur adalah system budidaya pertanian yang dilakukan secara vertical atau bertinggkat, baik indoor maupun outdoor. Sistem budidaya pertanian secara vertical ini merupakan konsep penghijauan yang cocok untuk daerah perkotaan dan lahan terbatas misalnya, lahan 1 meter mungkin hanya bisa menanam  5 tanaman dengan, sistem vertical bisa untuk 20 batang tanaman. Vertikultur tidak hanya kebun vertikal namun ide ini sangat merangsang seseorang untuk menciptakan khasanah biodiversitas  dipekarangan yang sempit sekalipun struktur vertikal memudahkan pengguna membuat dan memeliharanya (Liverdi, 2011).
Pertanian vertikultur tidak hanya sebagai sumber pangan tetapi juga menciptakan suasana alami yang menyenangkan. Model, bahan, ukuran, dan wadah vertikultur yang sangat banyak, tinggal di sesuaikan dengan kondisi dan keinginan. Pada umumnya adalah berbentuk segi panjang, atau miripanak tangga dengan beberapa undak-undakan atau sejumlah rak. Bahan dapat berupa bamboo atau pipa paralon, kaleng bekas, bahkan lebaran karung beraspun bisa, karena salah satu filosofinya dari vertikultur adalah
memanfaatkan benda-benda bekas di sekitar kita (Ananta, 2011).
Persyaratan vertikultur adalah kuat dan mudah dipindah-pindahkan. Tanaman yang akan ditanam sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi, berumur pendek dan berakar pendek. Tanaman yang sering dibudidayakan secara vertikultur antara lain, selada, kangkung, bayam, pokcoy, caisim, katuk, kemangi, tomat, pare, pace, kacang, panjang, mentimun dan tanaman sayuran daun lainya. Untuk tujuan komersial, pengembangan vertikultur ini perlu dipertimbangkan aspek ekonominya agar biaya produksinya jangan sampai melebihi pendapatan dari hasil penjualan tanaman (Subagyo, 2009).
Perlu diketahuai bahwa terdapat beberapa jenis vertikultur. Masing-masing memiliki karekteristik yang berbeda. Jenis yang pertama adalah vertikultur jenis vertikal, biasanya kita temui dalam bentuk wadah-wadah  kokoh berbentuk kolom yang tegak berdiri dilahan. Jenis yang kedua adalah jenis horizontal, yang umumnya kita temui dalam bentuk rak-rak atau tangga bertingkat. Selain itu ada pula jenis vertikultur yang bergatung. Jenis ini umumnya dalam bentuk pot-pot atau wadah yang diikat oleh tali atau kawat dan digantung pada atap (Avicenna, 2011).
Untuk memulai budidaya tanaman vertikultur sebenarnya tidak terlalu repot dengan menghabiskan peralatan dan menghabiskan biaya yang begitu besar, karena hal yang terpenting adalah wadah yang dipakai dapat menyediakan ruang yang baik bagi tanaman. Namun kita terkadang menginginkan hasil yang tidak hanya berupa panen, tetapi juga keindahan tanaman yang ditanam secara vertikultur dan struktur bangunan tanaman tahan lama. Untuk alasan-alasan itu maka terdapat beberapa pilihan bahan yang nantinya bisa dipilih, seperti paralon, bambu, talang, pot, dan lain-lain. Ukuran panjang-pendek, tinggi-rendah, serta besar-kecilnya tergantung pada lahan yang kita miliki (Banfad, 2008).
Sebagai persiapan awal jika kita memulai budidaya vertikultur ada beberapa langkah yang harus kita lakukan, yaitu antara lain :
1.    Pembuatan  wadah  tanaman  vertikultur, bahan yang kita gunakan,
serperti yang sudah dikatakan tadi yaitu, bisa memanfaatkan barang-barang bekas seperti paralon, talang, pot dan bambu.
2.    Pengadaan media tanam, yaitu tempat tumbuhnya tanaman untuk menunjang perakaran. Dari media tanam inilah tanaman menyerap makanan berupa unsure hara melalui akarnya. Media tanam yang digunakan adalah campuran antara tanah, pupuk kompos, dan sekam dengan perbandingan 1:1:1.
3.    Campuran media tanam kemudian dimasukkan kedalam bamboo hingga penuh. Untuk memastikan tidak ada ruang kosong, dapat digunakan bambu kecil atau kayu untuk mendorong tanah hingga kedasar wadah (ruas terakhir). Media tanam di dalam bamboo diusahakan agar tidak terlalu padat supaya air mudah mengalir, juga supaya akar tanaman tidak kesulitan “bernafas”, dan tidak terlalu renggang agar ada keleluasaan dalam mempertahankan air dan menjaga kelembaban (Anandita, 2007).
D.      Alat dan Bahan
1.    Bibit sayuran
2.    Pupuk kandang
3.    Media tanam
4.    Alat vertikultur
5.    Cethok
6.    Cangkul
7.    Ember
E.       Cara Kerja
1.    Mencampur tanah, pupuk kandang, dan sekam dengan perbandingan 1:1:1.
2.    Menyiapkan peralatan vertikultur yang akan digunakan.
3.    Mengisi peralatan vertikultur yang akan digunakan.
4.    Mengisi peralatan vertikultur dengan campuran media tanam yang sudah dibuat.
5.    Menanami setiap lubang wadah dengan bibit yang telah dipersiapkan.
6.    Menyirami media tanam menggunakan gembor.

F.       Data dan Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Sample  Vertikultur Tanaman Cabai
Sample
Jumlah Daun (helai)
Tinggi Tanaman (cm)
I
63
55
II
73
48
III
68
35
IV
93
60
V
46
40

Tabel 4.2 Vertikultul Tanaman Sawi dan Bayam pada Wadah Paralon
Benih
Jumlah Daun (helai)
Tinggi tanaman (cm)
I
2
2
II
2
2
III
2
2
IV
6
23
V
5
25,5
VI
2
2
VII
7
27,5
VIII
2
2




Presentase hidup =  x 100 %
=  x 100 %
= 100 %
G.      Pembahasan
Vertikultur merupakan teknik menanam yang tidak membutuhkan lahan yang luas Karena sistem vertikultur hanya menggunakan benda-benda bekas seperti ember bekas, bamboo dan paralon. Lahan vertikultur dengan menggunakan paralon dapat dibuat dengan cara melubangi paralon yang ada kemudian memasukkan tanah dan pupuk ke dalam paralon sebagai  media tanam. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dari penanaman bibit sawi pada 8 lubang paralon yang ada, hanya 3 bibit yang dapat tumbuh dengan baik hal itu disebabkan karena bibit sawi yang ditanam awalnya sudah layu, bibit kurang bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan baru kemudian ditambah lagi dengan penyiraman yang dilakukan tidak kontinu, serta serangan dari hama dan penyakit yang mengakibatkan bibit sawi tidak dapat tumbuh, dan kemudian mati. Sebagian besar tanaman yang mati adalah tanaman yang ditanam di lubang paralon atas hal tersebut disebabkan karena tanaman sawi adalah jenis tanaman yang membutuhkan banyak air dan unsur hara apabila tanaman sawi diletakkan pada lubang paling atas maka tanaman sawi hanya akan mendapatkan sedikit air, karena paralon yang sifatnya vertikal apabila dilakukan penyiraman pada bagian atas lama-kelamaan air akan meresap kebagian bawah dan tanaman yang ditanam dibagian atas kurang mendapat kecukupan air.
Lima sample tanaman cabai yang telah ditanam menggunakan system vertikultur secara berurutan mempunyai tinggi yang beragam yaitu  55 cm, 48 cm, 35 cm, 60 cm dan 40 cm dengan jumlah daun 63 helai, 73 helai, 68 helai, 93 helai dan 46 helai, presentase hidupnya 100% karena seluruh tanaman dapat tumbuh dengan baik.  Sistem vertikultur yang diterapkan pada tanaman cabai dapat berjalan dengan baik karena pemilihan bibit tanaman yang baik serta tanaman cabai dapat dengan cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dan serangan hama dan penyakitnya juga sedikit, tidak ada gulma atau tanaman pengganggu lain yang ditemui di sekitar tanaman sehingga tanaman dapat menyerap air dan unsure hara secara bebas tanpa adanya persaingan.
H.      Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1.    Vertikultur  adalah system budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat, baik indoor maupun outdoor.
2.    Keuntungan menggunakan system vertikultur adalah dapat mengefisiensi penggunaan lahan dibandingkan dengan system konvensional, sedangkan kelemahan system vertikultur adalah perawatannya membutuhkan biaya yang cukup tinggi.
3.    Sistem vertikultur sangat cocok diterapkan bagi petani atau perorangan yang  mempunyai lahan sempit, namun ingin menanam tanaman sebanyak-banyaknya.
4.    Vertikultur dapat dilakukan dengan menggunakan benda-benda bekas yang  ada disekitar kita seperti, paralon, botol bekas, ember  bekas dan lain-lain.
I.         DaftarPustaka
Anandita.2007.Pertanian Vertikultur dalam Kehidupan
http://ahmadwantoha.blogspot.com.Diaksespadatanggal 18 November 2014 pukul 14.12 wib.

Ananta.2011.Jurnal Tropica Budidaya Sayuran dengan Sistem Vertikultur http://ejournal.umm.ac.id.Diaksespadatanggal 18 November 2014 pukul 14.10 wib.

Avicenna.201.Sistem Vertikultur
http://jurnal.unsyiah.ac.id.Diaksespadatanggal 18 November 2014 pukul 14.15 wib.

Banfad.2008.Budidaya Tanaman Secara Vertikultur
http://www.keperawatan.web.id. Diaksespadatanggal 18 November 2014 pukul 14.19 wib.

Livert.2011.Penerapan Sistem Budidaya Vertikultur
http://paknilaia.blogspot.com.Diaksespadatanggal 18 November 2014 pukul 14.08 wib.

Subagyo.2009.Teknik Bertanam di Lahan Sempit
http://www.unilak.ac.id.Diaksespadatanggal 18 November 2014 pukul 14.18 wib.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar