Rabu, 31 Desember 2014

Laporan Praktikum TBT Smt 1 "PENDUGAAN HASIL PANEN PER HEKTAR"


ACARA VII
PENDUGAAN HASIL PANEN PER HEKTAR

A.      Pelaksanaan Praktikum
                     Praktikum dilaksanakan pada :
            Hari             :   Rabu.
            Tanggal       :   05 November 2014.
                Tempat        :   Kebun Percobaan Wedomartani, Ngemplak, Sleman,
                                        Yogyakarta.
B.       Tujuan
1.      Mengetahui cara pendugaan hasil tanaman per hektar.
2.      Mengetahui komponen-komponen hasil ekonomis tanaman.
C.      Dasar Teori
Kebutuhan air suatu tanaman dapat didefinisikan sebagai jumlah air yang diperlukan  untuk memenuhi kehilangan air melalui evapotranspirasi (ET-tanaman) tanaman yang sehat, tumbuh pada sebidang lahan yang luas dengan kondisi tanah yang tidak mempun­yai kendala (kendala lengas tanah dan kesuburan tanah) dan mencapai potensi produksi penuh pada kondisi lingkungan tumbuh tertentu. Pendugaan hasil panen per hektar dilakukan dengan cara ubinan yaitu kegiatan pengukuran hasil panen tanaman pertanian dalam suatu lokasi atau luasan tertentu. Ubinan dilakukan untuk menghitung produktivitas tanaman pertanian (padi dan palawija). Satuan ini terutama dipakai untuk mengestimasi hasil atau produksi hasil tanaman pangan, seperti padi atau kedelai. Pada suatu lahan diberi batas yang dinamakan “petak ubinan”, berukuran satu ubin (Soemarno, 2004).
Efisiensi penggunaan air (EPA) adalah banyaknya hasil yang didapat per satuan air yang digunakan. Satuan efisiensi penggunaan air ini dapat dinyatakan dalam kilogram bahan kering per meter kubik air. Efisiensi penggunaan air irigasi dapat ditingkatkan dengan, mengurangi banyaknya air yang diberikan, mengurangi kebocoran-kebocoran saluran irigasi, meningkatkan produktivitas, pergiliran pemberian air, dan pemberian air
secara terputus (Kurnia, 2004).
Air mengalir dalam aliran yang terus menerus melalui tanaman. Akar dari tanaman menyerap air dan mineral dari tanah. Air ini kemudian mengalir ke atas melalui akar dan melalui pembuluh xylem dari batang menuju ke daun. Sebagian kecil air ini digunakan tanaman untuk berfotosintesis dan aktivitas lainnya. Sisanya menguap dari permukaan mesofil daun dan berdifusi keluar melalui pori-pori daun yang disebut stomata. Hilangnya air karena air tersebut menguap dari bagian udara tanaman disebut transpirasi (Rao, 2006).
WUE dapat dimaksimalkan dengan menerapkan defisit irigasi, teknologi irigasi dan penjadwalan irigasi serta dengan meningkatkan praktek pertanian yang dapat mengakibatkan peningkatan hasil panen. Irigasi tetes adalah respon terhadap tekanan pada sumber daya yang terbatas air tawar dan memainkan peran penting dalam peningkatan WUE. Namun demikian, masih ada informasi yang terbatas tentang cara menggunakannya pada tanaman konvensional (Hassanli, 2010).
Faktor lain yang juga penting dalam pertumbuhan tanaman selain tanah yaitu energi penyinaran dalam bentuk energi panas dan cahaya, serta udara yang memberikan karbondioksida dan oksigen. Tanah sendiri merupakan komponen hidup dari lingkungan yang penting, yang dapat dimanipulasi untuk mempengaruhi penampilan tanaman, bila tanah salah digunakan tanaman menjadi berkurang produksinya. Sedangkan bila ditangani secara hati-hati dengan memperhatikan tabiat fisik dan biologinya, akan terus-menerus akan mengahasilkan tanaman dalam beberapa generasi yang tidak terhitung (Harjadi, 1979).
D.      Alat dan Bahan
1.    Meteran
2.    Tali
3.    Timbangan
4.    Sabit
5.    Ajir
E.       Cara Kerja
1.    Memilih 2 lokasi yang akan dijadikan tempat ubinan.
2.    Mengukur menggunakan meteran kedua lokasi tersebut dengan jarak panjang dan lebar masing-masing 2,5 meter.
3.    Memberi tanda hasil pengukuran dari kedua lokasi tersebut menggunakan ajir dan tali.
4.    Memanen lokasi yang sudah diberi tanda menggunakan sabit atau sabit bergerigi.
5.    Menimbang hasil dari kedua lokasi ubinan tersebut.
6.    Cara menghitung ubinan dapat menggunakan rumus :
Perkiraan hasil panen =    x  hasil rata-rata timbangan
F.       Data dan Hasil Pengamatan
Tabel 7.1 Perhitungan Sample Kangkung pada Jarak  Tanam 10 cm x 10 cm
Sample
Berat (gram)

I
37

II
20

III
23

Jumlah
80

Rata-rata
26,67

Luas lahan = sisi x sisi
 = 2 m x 2 m
 = 4 m2
Perkiraan hasil panen =    x  hasil rata-rata timbangan
=     x  26,67
=   2500 x 26,67
=   66675 g/ha
=   66,675 kg/ha



Tabel 7.2 Perhitungan Sample Kangkung pada Jjarak Tanam 15 cm x 15 cm
Sample
Berat (gram)
I
17
II
33
III
34,5
Jumlah
84,5
Rata-rata
28,16
Luas lahan  = sisi x sisi
 = 2 m x 2 m
 = 4 m2
Perkiraan hasil panen =    x  hasil rata-rata timbangan
=     x  26,67
=   2500 x 28,16
=   70400 gram/ha
=   70,4 kilogram/ha
G.      Pembahasan
Hasil perhitungan jumlah perkiraan panen kangkung menunjukkan hasil yang berbeda antara tanaman kangkung yang ditanam menggunakan jarak tanam 10 cm x 10 cm dengan 15 cm x 15 cm. Tanaman dengan jarak tanam 15 cm x 15 cm memiliki berat yang lebih dibanding dengan tanaman dengan jarak tanam 10 cm x 10 cm, faktor yang menyebabkannya adalah jarak tanam yang semakin jarang akan membuat persaingan antar tanaman dalam memperoleh cahaya dan  unsur  hara semakin sedikit, pada tanaman pada jarak tanam 15 cm x 15 cm lebih banyak memperoleh  cahaya dan unsur  hara sehingga menjadikan tanaman dapat tumbuh dengan baik dan subur. Berbeda dengan tanaman yang ditanam pada jarak tanam yang rapat, tanaman akan mengalami persaingan dalam mendapatkan cahaya dan unsur hara sehingga pada jarak tanam yang rapat pertumbuhan tanaman akan cepat, tidak subur dan kerdil. Dalam membuat perkiraan hasil panen dapat dilakukan dengan cara ubinan yaitu pengukuran hasil panen tanaman pertanian dalam suatu lokasi atau luasan tertentu, perhitungannya adalah dengan cara mengambil beberapa sample kemudian menghitung  jumlah rata-rata sample. Jumlah rata-rata sample dibagi dengan luas bedengan kemudian mengalikannya dengan 10.000 untuk satu hektar.
H.      Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1.    Pendugaan hasil panen per hektar dilakukan dengan cara ubinan yaitu pengukuran hasil panen tanaman pertanian dalam luasan tertentu.
2.    Komponen-komponen hasil ekonomis tanaman kangkung yaitu seluruh daun dan batang muda tanaman.
I.         Daftar Pustaka
Hassanli.2010. Jurnal Resiko Dalam Memanen.
http://www.academia.edu. Diakses pada tanggal 20 November 2014 pukul 16.54 wib.

Harjadi.1979.Dasar Perhitungan Hasil Panen.
http://denisaputra22.blogspot.com. Diakses pada tanggal 20 November 2014 pukul 17.03 wib.

Kurnia.2004.Hasil Panen Usaha Tani.
http://id.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 20 November 2014 pukul 17.05 wib.

Rao.2006.Menghitung Hasil Panen Petani
http://donasuntara209.blogspot.com. Diakses pada tanggal 21 November 2014 pukul 08.47 wib.

Soemarno.2004.Panen Kangkung Organik
http://mahiraratnayuhaaa.blogspot.com. Diakses pada tanggal 08.50 wib.



 































1 komentar: